Kamis, 07 Maret 2013

PERATURAN DRAG BIKE




A. LINTASAN UNTUK DRAG BIKE



Lintasan terdiri dari dua buah jalur dengan lintasan pacu dari Garis Start sampai dengan Garis Finish sepanjang 201 meter dan panjang lintasan pengereman sepanjang 201 meter. Lebar lintasan pacu minimal 4 meter tiap jalur. Lintasan harus bebas dari halangan/hambatan, dengan kondisi jalur aspal yang datar dan rata. Lintasan pacu dan pengereman harus diberi pemisah jalur yang tidak menghalangi pandangan dengan ban atau karung dengan tinggi minimal 60 cm. Lintasan pacu dan pengereman yang berbatasan dengan penonton wajib dipisahkan dengan pagar pembatas yang tertutup rapat, Minimal 1,5 meter dari tepi jalur lintasan. Dibelakang garis start harus disediakan daerah untuk persiapan, line up dan start dengan minimal panjang 10 meter.



B. PESERTA


Peserta wajib memiliki Kartu Izin Start untuk Kategori Balap Motor. Setiap peserta hanya diijinkan untuk mengikuti maksimal 3 kelas Utama. Setiap peserta diwajibkan memakai satu nomor start di setiap kelas yang diikuti. Setiap peserta hanya boleh mendaftar satu kali di kelas yang sama. Setiap peserta wajib mendaftar minimal satu kelas di Kelas Utama. Penggantian peserta sesudah scruttinering dilarang keras.



C. KELAS-KELAS UTAMA


Kelas-kelas Utama yang dilombakan untuk Kejuaraan Nasional Drag Bike adalah :


Kelas Campuran 250 cc 2 Langkah Tune Up Kelas Bebek 125 cc 4 Langkah Tune Up Kelas Sport 150 cc 2 Langkah Tune Up Kelas Bebek 125 cc 2 Langkah Tune Up. Adapun kelas-kelas lainnya merupakan Kelas Pendukung



D. BATAS KAPASITAS SILINDER


Kelas Campuran 250 cc 2 Langkah Tune Up : 80 cc s/d 250 cc Kelas Bebek 125 cc 4 Langkah Tune Up : 80 cc s/d 130 cc Kelas Sport 150 cc 2 Langkah Tune Up : 135 cc s/d 155 cc Kelas Bebek 125 cc 2 Langkah Tune Up : 80 cc s/d 125 cc



E. TATA CARA LOMBA


Lomba dilaksanakan dalam 2 heat. Urutan start Heat kedua berdasarkan hasil dari Heat Pertama. Waktu terkecil pertama start dahulu, dilanjutkan urutan waktu terkecil kedua danseterusnya. Pada saat peserta masuk ke area starting, peserta akan ditentukan panitia jalur mana yang akan dipergunakan peserta tersebut (jalur A atau B),dengan jalur yang berbeda setiap heat. Peserta wajib membawa kendaraannya dan hadir ditempat start sesuai dengan jadwal start untuk kelas tersebut. Peserta yang terlambat hadir 5 menit setelah peserta terakhir didalam kelas tersebut dianggap mengundurkan diri. Tidak diperbolehkan memperbaiki kendaraan di area starting. Tidak diperbolehkan memindahkan gigi dengan tangan. Kedua tangan harus memegang stang kendaraan dan tidak diperbolehkan mengangkat kaki, baik sebelah maupun kedua-duanya keatas jok. Peserta yang mencuri start langsung dikenakan sanksi Diskualifikasi. Start dilakukan dalam keadaan mesin hidup/menyala. Perlombaan ini terdiri dari dua heat yang mengambil waktu tempuh tercepat dalam detik dan pecahannya (Best time). Pencatatan waktu dilakukan digaris Finish yang dilakukan dengan alat cetak dan didukung pencatatan biasa (alat cetak waktu bukan suatu keharusan). Hasil waktu tempuh peserta yang dikeluarkan oleh kamar hitung adalah mutlak dan tidak dapat diprotes/diganggu gugat. Jika terjadi nilai waktu yang sama, pemenang ditentukan dari catatan waktu yang terbaik di heat kedua. Bila masih sama, untuk menentukan pemenang dilihat dari kapasitas cc yang lebih kecil. Ada atau tidaknya suatu protes panitia berhak memerintahkan pembongkaran mesin kendaraan peserta. Sanksi : Diskualifikasi.



F. PENGHENTIAN LOMBA DAN RESTART.


Jika lomba harus dihentikan, baik karena ada kecelakaan, cuaca yang tidak mengijinkan atau munculnya situasi yang membahayakan apabila lomba diteruskan, maka Pimpinan Perlombaan akan mengumumkannya di garis start. Batas waktu 30 menit setelah lomba dihentikan, diadakan pemantauan situasi bersama Dewan Juri.


Keputusan untuk menghentikan lomba (dengan alasan apapun), merupakan wewenang Pimpinan Perlombaan atau Dewan Juri. Apabila Pimpinan Perlombaan tidak di tempat, dapat dilakukan oleh Wakil Pimpinan Perlombaan.


Apabila lomba dihentikan ketika start baru diselesaikan 3 pembalap atau kurang maka :


Lomba sebelum dihentikan dinyatakan batal. Semua Pembalap yang mengikuti lomba dapat melakukan restart. Jika lomba tidak mungkin dimulai kembali, maka lomba tersebut dianggap tidak dilaksanakan dan para Pembalap tidak mendapat point kejuaraan. Restart harus sudah dilakukan selambat-lambatnya 30 menit setelah penghentian lomba. Apabila lomba dihentikan setelah start diselesaikan 3 pembalap atau lebih, tetapi di bawah 2/3 dari jumlah peserta yang terdaftar di kelas tersebut, maka :


Bagian dari lomba sebelum dihentikan dinyatakan sah dan merupakan bagian dari lomba secara keseluruhan. Hasil bagian sebelum lomba dihentikan diambil /dihitung saat para pembalap menyelesaikan start secara penuh tanpa ada tanda Bendera Merah.Dengan demikian maka : Pembalap yang diperbolehkan melakukan restart, adalah mereka yang belum melakukan start di bagian lomba sebelum dihentikan. Pembalap diperbolehkan melakukan perbaikan pada motornya. Restart harus dilakukan selambat-lambatnya 30 menit setelah lomba dihentikan. Apabila restart tidak mungkin dilaksanakan dan lomba dinyatakan selesai sampai saat dihentikan, maka point/nilai kejuaraan yang diberikan kepada para pemenang adalah setengah dari point kejuaraan yang tercantum dalam Peraturan Pelengkap. Apabila 2/3 dari jumah lap yang tercantum dalam Peraturan Pelengkap telah diselesaikan, maka : Lomba dinyatakan selesai. Posisi/Peringkat Pembalap ditentukan oleh hasil masing-masing Pembalap s/d saat dihentikan. Point/nilai kejuaraan diberikan secara penuh.



G. POINT DAN HADIAH UNTUK SETIAP KELAS UTAMA :


POINT/ANGKA/NILAI KEJUARAAN.


Point/angka diberikan kepada pemenang : Tiap Heat : pada lomba yang terdiri dari beberapa Heat. Peserta akan kehilangan seluruh point yang diraihnya apabila memanipulasi data nama asli sesuai kartu pengenal sah, umur, domisili, kategori maupun data lainnya. Dilarang keras memakai nama panggilan, alias maupun julukan. Tiap Putaran perlombaan dari suatu rangkaian seri kejuaraan. Point/angka yang diberikan kepada pemenang adalah : Pemenang ke 1 – 25 Pemenang ke 8 – 8 Pemenang ke 2 – 20 Pemenang ke 9 – 7 Pemenang ke 3 – 16 Pemenang ke 10 – 6 Pemenang ke 4 – 13 Pemenang ke 11 – 5 Pemenang ke 5 – 11 Pemenang ke 12 – 4 Pemenang ke 6 – 10 Pemenang ke 13 – 3 Pemenang ke 7 – 9 Pemenang ke 14 – 2


Pemenang ke 15 – 1


Hadiah : Juara I : Tergantung panitia dan jumlah peserta Juara II :Tergantung panitia dan jumlah peserta Juara III :Tergantung panitia dan jumlah peserta Juara IV :Tergantung panitia dan jumlah peserta Juara V :Tergantung panitia dan jumlah peserta Hadiah uang tersebut dibagikan dengan ketentuan :


Keseluruhan hadiah uang tersebut diatas dibagikan apabila jumlah pembalap yang mengikuti kelas tersebut sekurang-kurangnya 15 peserta. Apabila jumlah pembalap yang mengikuti kelas tersebut 12 peserta atau lebih tetapi kurang dari 15 peserta, hadiah uang hanya diberikan kepadaJuara I, II, III. Sedangkan Juara IV dan V hanya menerima Piala saja. Apabila jumlah pembalap yang mengikuti kelas tersebut hanya 8 peserta atau lebih tetapi kurang dari 12 peserta, maka hadiah uangnya hanya diberikan kepada juara I, sedangkan Juara II – IV hanya menerima Piala saja.



H. BIAYA PENDAFTARAN


Biaya pendaftaran :Tergantung panitia dan jumlah peserta



I. SPESIKASI GERBANG START DAN LAMPU START


Lampu berada ditengah lintasan berjarak 3-4 meter dari garis/gerbang start dengan ketinggian 2–2,5 meter dari permukaan lintasan. Garis start berupa 2 garis lurus sejajar melintang dilintasan dengan jarak 50 cm pada saat peserta melakukan start roda depan berada diantara 2 garis tersebut dalam keadaan diam/statis. Sensor jump start sejajar dengan garis luar (pasal 8.2) Start dilakukan pada saat lampu merah padam (apabila mengunakan lampu merah) atau pada saat lampu hijau menyala (apabila mengunakansystem Chrismas Tree).



J. PERATURAN TENTANG TEKNIK MOTOR DRAG BIKE


Kendaraan yang diperbolehkan turut serta adalah semua sepeda motor yang diproduksi negara Asia, kecuali pada kelas Campuran.


Untuk semua kelas, ketentuan masalah teknik kendaraan yang boleh dirubah atau diganti adalah :


Kapasitas mesin sesuai dengan kelasnya masing-masing. Pelek depan dan belakang diperbolehkan diganti dengan minimum 16 inci dan maksimum 19 inci dan merupakan pelek untuk sepeda motor.

Ban bebas, baik slick maupun non slick. Akan tetapi harus mempunyai kedalaman minimal 2 mm dan merupakan ban untuk sepeda motor, dengan ukuran minimal 2.00. Ukuran-ukuran ban minimal 50/90 – 17 depan Ukuran-ukuran ban minimal 60/90 – 17 belakang Spatbord depan harus terpasang boleh dirubah/diganti. Rem depan dan belakang harus terpasang dan berfungsi sempurna. 

Rangka diperbolehkan dibor, dengan batasan minimal 10 cm dari sambungan rangka. Suspensi depan dan belakang boleh dirubah atau diganti, akan tetapi sistem suspensi depan harus merupakan jenis telescopic dengan hydroulic atau friction dumping dan tidak membahayakan peserta. Diperbolehkan memasang stabilisator.

 Suspensi depan mempunyai spasi gerak peredaman minimal 5 cm. Panjang atas sisa as suspensi depan tidak boleh menonjol lebih dari 5 cm di atas stang dan diberi tutup pengaman. Suspensi belakang boleh dirubah atau diganti dari suspensi ganda menjadi monoshock atau sebaliknya dari monoshock menjadi ganda.

Tangki bahan bakar boleh dirubah atau diganti tetapi harus terpasang dengan kuat pada rangka dan bahan bakar tidak mudah tumpah, di mana pengganti tangki tidak boleh terbuat dari bahan plastik (tabung oli, jerigen dan lain-lain dilarang, kecuali bawaan dari pabrik) dan harus mempunyai katup/ kran pembuka dan penutup.

 Tangki bahan bakar tidak boleh merupakan bagian dari kerangka/frame kendaraan. Wajib memasang tombol cut off (pemutus arus) untuk mematikan mesin. Jok boleh dirubah atau diganti dan dirancang supaya pengendara aman dan nyaman duduk pada posisinya, harus terpasang kuat dengan ketebalan minimum 3 cm, serta harus mempunyai rangka tersendiri. Posisi pijakan kaki/footstep boleh dirubah atau diganti. Pipa knalpot boleh diganti, tetapi panjangnya ke belakang tidak melebihi ban belakang dan tidak mengenai pengendara, tangki bahan bakar atau ban.

 Ujung stang/handlebar harus tertutup karet, sedangkan ujung batang handle rem dan kopling harus bundar, tidak boleh lancip dan runcing. Diperbolehkan untuk melakukan modifikasi/perubahan untuk seluruh bagian dalam mesin dan perseneling (gear box). Stang stir (pengemudi )boleh dirubah pakai system stang jepit.

 Kedudukan tempat pijak (footstep) boleh dirubah/dipindahkan kedudukannya . Wajib membuat papan nomor untuk didepan motor boleh rata atau melengkung.

 Berat kendaraan + pembalap sesuai dengan kelas-nya:Berat Kering (Tanpa bahan bakar) Kelas

Campuran 250 cc 2 Langkah Tune Up : 125 kg.

Kelas Bebek 125 cc 4 Langkah Tune Up : 115 Kg.

 Kelas Sport 150 cc 2 Langkah Tune Up : 125 Kg.

 Kelas Bebek 125 cc 2 Langkah Tune Up : 115 Kg.

Balast atau pemberat harus berupa lempengan timah yang terikat dengan sempurna pada rangka tengah motor

Selasa, 05 Maret 2013

pemilihan busi untuk drag

Memilih busi motor yang baik/bagus dan jenis atau tipe busi.

Api dan suhu busi harus bisa mencegah pembakaran dini dan suhu busi juga dituntut tinggi supaya mencegah timbulnya kerak. beberapa produsen busi memproduksi beberapa tipe busi.

Sebelum memutuskan untuk mengganti busi motor, kita harus kenali lebih dulu jenis busi berikut ini:


Busi Standar

Bahan ujung elektroda dari nikel dan diameter center electrode rata-rata 2,5 mm. Jarak tempuh busi standar sampai sekitar 20 ribu Km, ketika kondisi pembakaran normal dan tak dipengaruhi oleh faktor lain macam oli mesin dan konsumsi BBM yang berlebihan efek peningkatan spek karbu. Busi ini bawaan motor setiap diluncurkan dari pabrikan.


Busi Platinum

Ujung elektroda terbuat dari nikel dan center electrode dari platinum, jadi pengaruh panas ke metal platinum lebih kecil. Diameter center electrode 0,6 mm – 0,8 mm, jarak tempuh busi sekitar 30 ribu km. Busi ini favorit bikers penyuka touring karena kemampuannya


Busi Iridium

Ciri khasnya ujung elektroda terbuat dari nikel dan center electroda dari iridium alloy warna platinum buram. Diameter center electroda 0,6 mm – 0,8 mm mm. Jarak tempuh busi sekitar 50 ribu sampai 70 ribu km. berumur lama cocok buat mesin motor besar diatas 150cc. Bisa dikatakan semi kompetisi, biasa diaplikasi buat mesin non standar


Busi Racing

Busi yang tahan terhadap kompresi tinggi, serta temperatur mesin yang tinggi. Dipersiapkan untuk mampu mengimbangi pemakaian full throttle dan deceleration.

Busi racing tidak sama dengan busi Iridium. Diameter center electroda pun relatif kecil meruncing macam jarum. Jarak tempuh busi juga relatif pendek di 20 ribu – 30 ribu Km, untuk rpm tinggi diatas 6000 pada temperatur mesin yang tinggi.


Busi Resistor

Logo R dengan font miring banyak yang mengira artinya racing. sebenarnya R itu artinya resistor. Busi ini dipakai untuk melindungi perangkat elektronik digital, berupa speedometer, indikator pada kendaraan yang memakainya, terhadap pengaruh gelombang radio dan sejenis nya. Maka, busi ber-kode R pada busi mesti diingat, sebagai perlindungan perangkat elektronik digital motor.


Memilih busi dingin atau busi panas, Ada dua macam busi yaitu busi panas dan busi dingin.


1.Daerah tempat tinggal, Khusus daerah bersuhu dingin, seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi, paling pas memakai busi panas. Sebab, pemakaian busi dingin akan mempercepat penumpukan kerak. Sedang, daerah panas macam tepi laut atau metropolis, lebih baik memakai busi dingin. Untuk mencegah terjadinya pre ignition atau pembakaran dini.

2.Perbandingan kompresi dan kapasitas mesin, Makin besar kapasitas mesin, makin tinggi panas yang dikandung. Di sini busi juga menentukan kualitas pembakaran, dengan batasan diatas 150 cc, sebaiknya menggunakan busi tipe dingin. Dan mengingat, motor harian dirancang pabrikan menganut perbandingan kompresi rendah, maka suhu relatif rendah ke panas. kapasitas mesin yang sebaiknya dijadikan acuan.

Memilih busi motor yang baik dan bagus yang sesuai dengan mesin motor berdasar pada:

  1. Perbandingan kompresi

  2. Campuran bahan bakar dan udara

  3. Oktan BBM

  4. Timing pengapian

  5. Suhu daerah sekitar

  6. Gaya pemakaian standar atau balap

  7. Masalah pada busi


1. Kerak yang banyak di ujung busi, penyebabnya adalah:

- Part pengapian ada yang rusak, Seperti CDI, koil dan cop busi

- Terlalu lama mengendarai motor di RPM rendah

- Bahan bakar dan udara campurannya terlalu gemuk

- Kode busi terlalu dingin


2. Panas busi berlebihan

- Kode busi terlalu panas

- Setingan udara /bahan-bakar terlalu kering

- Penumpukan kerak di ruang bakar mulai banyak

- Terlalu sering full throtle


Jarak gap pada busi dan akibatnya

1. Gap busi terlalu rapat

Kelemahannya pengapian akan kecil tidak sesuai dengan pembakaran, Tapi keuntungannya, busi selalu memercikan api di setiap peningkatan rpm mesin dengan kurva yang rapat.


2. Gap busi terlalu renggang

Kelemahannya pengapian pada rpm dan kecepatan tinggi akan kacau, tapi pengapian pada rpm rendah dan menengah pembakarannya lebih sempurna.


Kode pada busi


W24ES-U (Denso)

W : Diameter ulir busi (W-14 mm)

24 : Tingkat panas busi, kalau nilainya semakin besar berarti bertipe lebih dingin

E : Panjang ulir 19 mm

S : Tipe penggunaan busi S-standar

U : Konfigurasi gap busi


CPR 7HSP-9 (NGK)

C : Diameter ulir busi (B : 14 mm, C : 1 0mm, D : 12mm)

P : Type rancangan busi (hanya pabrikan yg tahu kode ini)

R : Busi dengan resistor di dalamnya (untuk mesin dengan teknology digital menggunakan busi type ini untuk menghindari terjadinya frekuensi yg dapat mengganggu pembacaan sensor digital)

“7″ : Tingkat panas busi. Kalau tambah kecil angkanya 6, 5, 4 disebut busi panas dan sebaliknya tambah besar 8, 9 diklaim sebagai busi dingin

H : Panjang ulir busi, ada tiga jenis kode huruf yang dipakai. Kalau H = 12,7 mm , E = 19 mm dan L = 11,2 mm

S : Type elektroda tengah. Kode lain, ada IX artinya bahan iridium dan G menunjukkan tipe busi racing. Kalau P platinum dan S standar.

“9″ : Celah inti elektroda busi, angka 9 artinya celah busi 0,9mm dan kalau 10 celah busi 1 mm


Kode elektroda busi

C : Copper Core Center Elektroda

D : 2 ground Electroda

P : Platinum Elektroda

R : Burn off Resistor

S : Silver electroda

T : 3 Ground Elektroda

V : Wide Gap 1,3 mm

W : Wide Gap 0,9 mm

X : Wide Gap 1,1 mm

Y : Wide Gap 1,5 mm

Z : Wide Gap 2,0 mm


Daftar harga busi aftermarket

Harga busi TDR 485 B Rp. 25 ribu

TDR 485 B


Harga busi Bosch X5DC Rp. 15 ribu
Bosch X5DC

Harga busi FKY IR-C7 HM Rp. 28 ribu
FKY IR-C7

Harga busi NGK D8EVX Rp. 25 ribu
NGK D8EVX

Harga busi Liben C7 EX Rp. 25 ribu

Harga busi Autolite 4163 Rp. 15 ribu


Harga busi Denso Iridium 1 X 24 Rp. 95 ribu

Harga busi Nology AOS Rp. 185 ribu
Nology AOS


Senin, 04 Maret 2013

NOKEN AS RACING

Sudah begitu seringnya kalian membaca dan memahami bagaimana sebuah mesin 4 langkah pada sebuah motor dapat bekerja, kamu tentu mengenal part yang bernama klep / katup, dia yang mengijinkan campuran udara/bahan-bakar merasuk kedalam mesin ataupun tersembur keluar menuju knalpot. Noken as menggunakan tonjolannya (disebut Nok) menekan klep agar terbuka saat noken as berputar — pir klep kemudian berfungsi mengembalikan klep ke posisi menutup. Ini adalah kinerja yang sangat penting! Memiliki dampak paling besar pada keluaran tenaga / performa mesin pada kecepatan berbeda.


Disini, kita akan belajar memahami bagaimana Noken As mempengaruhi performa sebuah mesin. Sehingga saat kalian ingin mengembangkan mesin balap kamu ke Level yang lebih tinggi, baik itu Road Race, Drag Race, Cross, atau sekedar ingin meningkatkan performa motormu untuk keperluan pemakaian harian di jalan raya, kamu tahu bahwa PANDAN ARAN motor memproduksi noken as performa setinggi mungkin, memberikan pelayanan superior , dan selalu melakukan pengembangan teknologi.


Jadi mari kita mulai dari awal !


Kuncian dari sebuah noken as atau camshaft adalah bubungan / Nok / Lobe yang dimilikinya. Ketika noken as berputar, tonjolan ini menonjok klep untuk terbuka dan menutup sesuai dengan gerakan piston. Ini bukti bahwa ada hubungan langsung antara bentuk dari sebuah noken as dan cara mesin menampilkan performa pada rentang kecepatan berbeda.


Untuk memahami kasus ini, bayangkan kita sedang menjalankan mesin dengan sangat pelan — 10 atau 20 RPM — sehingga piston memiliki beberapa detik untuk menyelesaikan siklusnya. Namun sangat tidak mungkin menjalankan mesin normal sepelan ini, namun bayangkan seandainya saja kita bisa. Dengan kecepatan serendah ini, kita menginginkan bentuk tonjolan noken as sebagaimana :

Seketika piston bergerak turun pada langkah hisap , klep intake terbuka. Dan menutup saat piston di TMB.

Klep buang terbuka saat piston TMB pada akhir langkah ekspansi, dan menutup saat akhir langkah buang.


Setelan ini sangat cocok untuk mesin yang bergerak sangat lambat. Namun apa yang terjadi ketika kamu meningkatkan RPM? Mari kita cari tahu!


Ketika kamu menaikkan RPM menjadi 4,000 RPM saja, klep terbuka dan tertutup 2,000 kali setiap menit, atau 33 kali setiap detik. Padahal RPM ini masih kita anggap rendah bukan? Bagi kita penggemar kecepatan, untuk meningkatkan adrenalin biasanya kita suka menggeber hingga diatas 8,000 RPM, dan bayangkan bahwasanya klep terbuka dan menutup lebih dari 60 kali setiap detik!! Bahkan kedipan mata kita saja tidak dapat secepat itu. Kemudian bagaimana mesin balap dapat memenuhi asupan campuran udara/bahan-bakar ke dalam mesin, dan membuang gas sisa pembakaran saat kecepatan tinggi hingga mesin teriak 12,000 RPM lebih?! Wow, pada kecepatan ini, piston bergerak naik turun di dalam silinder begitu cepatnya, pula campuran udara/bahan-bakar merasuk begitu cepat ke dalam silinder.



Ketika klep intake terbuka dan piston memulai langkah hisap, campuran udara/bahan-bakar dalam porting mulai berakselerasi ke dalam silinder. Seketika piston mencapai bawah pada langkah hisap, campuran udara/bahan-bakar bergerak pada kecepatan tinggi. Jika kita begitu saja menutup klep intake pada saat ini, keseluruhan udara/bahan bakar akan terhenti dan tidak memasuki silinder. Dengan membiarkan klep tetap terbuka sedikit lebih lama, inersia ( momentum ) kecepatan gas campuran udara/bahan-bakar akan tetap mendorong asupan ini masuk kedalam silinder meski piston telah memulai awal langkah Kompresi. Kita juga menginginkan klep terbuka lebar saat kecepatan tinggi — parameter ini disebut Lift Klep, yang diatur dari profil tonjolan noken as.


Oleh karenanya, setiap detail spesifikasi tertentu, dimanfaatkan sang tuner untuk mendesain noken as khusus untuk mesin tersebut dan tujuan dibangunnya mesin tersebut. Bagaimana kekurangan sebuah mesin, dapat dipacu dari jantungnya, pengatur detak dan ritme daya laju sebuah mesin tentu saja dari noken as. Menggerinda noken as jauh lebih efektif dan efisien untuk mengatur ritme durasi dan lift asalkan dilakukan dengan benar oleh tuner yang berpengalaman di bidangnya.


SETIAP NOKEN AS HANYA AKAN SEMPURNA PADA SEBUAH RENTANG KECEPATAN MESIN TERTENTU! Pada rentang tenaga tertentu, mesin tidak akan menghasilkan performa pada potensinya secara penuh. Tentu tidak optimal menggunakan noken as standard bawaan motor ketika mesin sudah dimodifikasi sedemikian rupa untuk dipacu pada kompetisi balap. Sebagaimana kita tidak dapat mengaplikasi noken as dengan spesifikasi untuk Kompetisi balap pada mesin motor standard yang dipakai harian, selain boros konsumsi BBM juga berpotensi merusak mesin. Tentu Noken as Street Performance yang bermain di 270 derajat dan lobe lift tidak terlampau jauh dari bawaan asli motor, sangat cocok untuk mesin standard ataupun dengan ubahan minimalis, sedikit mengatrol tenaga atas tanpa harus kehilangan torsi di putaran bawah sehingga konsumsi BBM masih bisa ditoleransi.


pandan aran motor, takkan pernah lupa bahwasanya performa didefinisi pada hasil bukan sekedar teorema – baik di lintasan maupun di jalan. Kita menghabiskan ribuan jam mengabdi untuk pribadi, maupun tim balap, untuk terus mengembangkan agar produk kita menghasilkan Performa Superior dan daya tahan terkuat.